Assalamualaikum wr.wb... teman2 aku mau ngeshare tentang penjelasan hukum dari do'a qunut......
tulisan ini saya ambil dari berbagai sumber...semoga bermanfaat..................
A. Hukum Membaca Qunut Subuh
Di dalam madzab syafii sudah disepakati
bahwa membaca doa qunut dalam shalat subuh pada I’tidal rekaat kedua
adalah sunnah ab’ad. Sunnah Ab’ad artinya diberi pahala bagi yang
mengerjakannya dan bagi yang lupa mengerjakannya disunnahkan menambalnya
dengan sujud syahwi.
Tersebut dalam Al majmu’ syarah muhazzab jilid III/504 sebagai berikut :
“Dalam madzab syafei disunnatkan qunut
pada waktu shalat subuh baik ketika turun bencana atau tidak. Dengan
hukum inilah berpegang mayoritas ulama salaf dan orang-orang yang
sesudah mereka. Dan diantara yang berpendapat demikian adalah Abu Bakar
as-shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin affan, Ali bin abi thalib, Ibnu
abbas, Barra’ bin Azib – semoga Allah meridhoi mereka semua. Ini
diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad yang shahih. Banyak pula orang
tabi’in dan yang sesudah mereka berpendapat demikian. Inilah madzabnya
Ibnu Abi Laila, Hasan bin Shalih, Malik dan Daud.”
Dalam kitab al-umm jilid I/205 disebutkan bahwa Imam syafei berkata :
“Tidak ada qunut pada shalat lima waktu
selain shalat subuh. Kecuali jika terjadi bencana, maka boleh qunut pada
semua shalat jika imam menyukai”.
Imam Jalaluddin al-Mahalli berkata dalam kitab Al-Mahalli jilid I/157 :
“Disunnahkan qunut pada I’tidal rekaat kedua dari shalat subuh dan dia adalah “Allahummahdinii fiman hadait….hingga akhirnya”.
Demikian keputusan hokum tentang qunut subuh dalam madzab syafii.
B. Dalil-Dalil Kesunattan qunut subuh
Berikut ini dikemukakan dalil dalil tentang kesunnatan qunut subuh yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Hadits dari Anas ra.
“Bahwa Nabi saw. pernah qunut selama satu
bulan sambil mendoakan kecelakaan atas mereka kemudian Nabi
meninggalkannya.Adapun pada shalat subuh, maka Nabi melakukan qunut
hingga beliau meninggal dunia”
Hadits ini diriwayatkan oleh sekelompok
huffadz dan mereka juga ikut meriwayatkannya dan mereka juga ikut
menshahihkannya. Diantara ulama yang mengakui keshahihan hadis ini
adalah Hafidz Abu Abdillah Muhammad ali al-balkhi dan Al-Hakim Abu
Abdillah pada beberapa tempat di kitabnya serta imam Baihaqi. Hadits ini
juga turut di riwayatkan oleh Darulquthni dari beberapa jalan dengan
sanad-sanad yang shahih.
Dikatakan oleh Umar bin Ali Al Bahiliy,
dikatakan oleh Khalid bin Yazid, dikatakan Jakfar Arraziy, dari Arrabi’
berkata : Anas ra ditanya tentang Qunut Nabi saw bahwa apakah betul
beliau saw berqunut sebulan, maka berkata Anas ra : beliau saw selalu
terus berqunut hingga wafat, lalu mereka mengatakan maka Qunut Nabi saw
pada shalat subuh selalu berkesinambungan hingga beliau saw wafat, dan
mereka yg meriwayatkan bahwa Qunut Nabi saw hanya sebulan kemudian
berhenti maka yg dimaksud adalah Qunut setiap shalat untuk mendoakan
kehancuran atas musuh musuh, lalu (setelah sebulan) beliau saw berhenti,
namun Qunut di shalat subuh terus berjalan hingga beliau saw wafat.
(Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 2 hal 211 Bab Raf’ul yadayn filqunut,
Sunan Imam Baihaqi ALkubra Juz 3 hal 41, Fathul Baari Imam Ibn Rajab
Kitabusshalat Juz 7 hal 178 dan hal 201, Syarh Nawawi Ala shahih Muslim
Bab Dzikr Nida Juz 3 hal 324, dan banyak lagi).
2. Hadits dari Awam Bin Hamzah dimana beliau berkata :
“Aku bertanya kepada Utsman –semoga Allah
meridhoinya- tentang qunut pada Subuh. Beliau berkata : Qunut itu
sesudah ruku. Aku bertanya :” Fatwa siapa?”, Beliau menjawab : “Fatwa
Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu ‘anhum”.
Hadits ini riwayat imam Baihaqi dan
beliau berkata : “Isnadnya Hasan”. Dan Baihaqi juga meriwayatkan hadits
ini dari Umar Ra. Dari beberapa jalan.
3. Hadits dari Abdullah bin Ma’qil at-Tabi’i
“Ali Ra. Qunut pada shalat subuh”.
Diriwayatkan oleh Baihaqi dan beliau berkata : “Hadits tentang Ali Ra. Ini shahih lagi masyhur.
4. Hadits dari Barra’ Ra. :
“Bahwa Rasulullah Saw. melakukan qunut pada shalat subuh dan maghrib”. (HR. Muslim).
5. Hadits dari Barra’ Ra. :
“Bahwa Rasulullah Saw. melakukan qunut pada shalat subuh”. (HR. Muslim).
Hadits no. 4 diriwayatkan pula oleh Abu
Dawud dengan tanpa penyebutan shalat maghrib. Imam Nawawi dalam Majmu’
II/505 mengatakan : “Tidaklah mengapa meninggalkan qunut pada shalat
maghrib karena qunut bukanlah sesuatu yang wajib atau karena ijma ulama
menunjukan bahwa qunut pada shalat maghrib sudah mansukh hukumnya”.
6. Hadits dari Abi rofi’
“Umar melakukan qunut pada shalat subuh
sesudah ruku’ dan mengangkat kedua tangannya serta membaca doa dengn
bersuara”. (HR Baihaqi dan ia mengatakan hadis ini shahih).
7. Hadits dari ibnu sirin, beliau berkata :
“Aku berkata kepada anas : Apakah
Rasulullah SAW. melakukan qunut pada waktu subuh? Anas menjawab : Ya,
begitu selesai ruku”. (HR. Bukhary Muslim).
8. Hadits dari Abu hurairah ra. Beliau berkata :
“Rasulullah Saw. jika beliau mengangkat
kepalanya dari ruku pada rekaat kedua shalat subuh beliau mengangkat
kedua tangannya lalu berdoa : “Allahummah dini fii man hadait ….dan
seterusnya”. (HR. Hakim dan dia menshahihkannya).
9. Hadits dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Beliau berkata :
“Aku diajari oleh rasulullah Saw.
beberapa kalimat yang aku ucapkan pada witir yakni : Allahummah dini
fii man hadait ….dan seterusnya” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan
selain mereka dengan isnad yang shahih)
10. Hadits dari Ibnu Ali bin Thalib ra.
Imam Baihaqi meriwayatkan dari Muhammad bin Hanafiah dan beliau adalah Ibnu Ali bin Thalib ra. Beliau berkata :
“Sesungguhnya doa ini adalah yang dipakai oleh bapakku pada waktu qunut diwaktu shalat subuh” (Al-baihaqi II/209).
11. Hadist doa qunut subuh dari Ibnu Abbas ra. :
Tentang doa qunut subuh ini, Imam baihaqi juga meriwayatkan dari beberapa jalan yakni ibnu abbas dan selainnya:
“Bahwasanya Nabi Saw. mengajarkan doa ini
(Allahummah dini fii man hadait ….dan seterusnya) kepada para shahabat
agar mereka berdoa dengannya pada waktu qunut di shalat subuh”
(Al-baihaqi II/209).
Demikianlah Beberapa Dalil yang dipakai
para ulama-ulama shlusunnah dari madzab syafiiyah berkaitan dengan fatwa
mereka tentang qunut subuh.
Dari sini dapat dilihat keshahihan
hadis-hadisnya karena dishahihkan oleh Imam-imam hadits ahlusunnah yang
terpercaya. Hati-hati dengan orang-orang khalaf akhir zaman yang lemah
hafalan hadisnya tetapi mengaku ahli hadis dan banyak mengacaukan
hadis-hadis seperti mendoifkan hadis shahih dan sebaliknya.
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)